TES KEBUGARAN JASMANI DAN EVALUASI
KEOLAHRAGAAN
Tugas Mata Kuliah Tes Pengukuran
dan Evaluasi Keolahragaan
Dr. Mansur, M.Kes
Dr. Mansur, M.Kes
PROGRAM
STUDI MAGISTER PENDIDIKAN OLAHRAGA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM BANDA ACH
2018
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM BANDA ACH
2018
LATAR BELAKANG
Tes
dan pengukuran adalah suatu kegiatan
yang dilakukan untuk mengumpulkan data dalam melakukan penilaian, penilaian
membutuhkan yang namanya data untuk menghasilkan penilaian yang obyektif. Tes
dan pengukuran membutuhkan alat alat dalam pengukuran, bayangkan bila tidak
alat pengukura. Kemungkinan kemajuan kemajuan dalam segala bidang akan
terlambat dan tidak mempunyai sasaran
yang tepat. Dengan adanya tes dan pengukuran, segala program dibidang apa saja
dapat di kontrol dan di evaluasi. Tes dan pengukuran juga merupakan bagian yang
intergraldalam hasil belajar siswa. Tes dan pengukuran yang dilakukan dalam
bidang keolahragaan dan pendidikan harus dapat mendasarkan diri Banyak alasan
menggunakan tes dan pengukuran dalam proses penilaian.
Salah
satu sisi penting dalam pendidikan olahraga adalah tes dan pengukuran. Tes dan
pengukuran dilakukan agar pembina olahraga dapat mengetahui sampai di mana
perkembangan dan kemajuan dari peserta keolahragaan. Selanjutnya, dengan
mengetahui tingkat perkembangan dan kemajuan dari peserta keolahragaan, pembina
olahraga juga dapat menentukan metode yang tepat untuk meningkatkan dan
mengembangkan kemampuan dari peserta keolahragaan. Oleh karena itu, dalam
pendidikan keolahragaan, tes dan pengukuran menjadi aspek yang tidak dapat
diabaikan.
Pada
kehidupan manusia pasti akan dihadapkan dengan beberapa masalah yang ada,
sangat kompleks sekali masalah demi masalah yang muncul. Dengan segenap
kemampuan yang dimiliki manusia, manusia akan selalu berusaha untuk menyelesaikan
semua masalah-masalah itu. Tetapi terkadang seseorang akan lupa terhadap apa
yang terjadi pada dirinya sendiri, lebih-lebih pada masalah fisik, yaitu
tentang kesegaran jasmani. Banyak dari mereka yang sibuk, akan lupa terhadap
kesehatan dan kestabilan kesegaran jasmaninya.
Kesegaran
jasmani seseorang adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas
pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, untuk dapat
mencapai kondisi kesegaran jasmani yang prima seseorang perlu melakukan latihan
fisik yang melibatkan beberapa komponen kesegaran jasmani dengan metode latihan
yang benar.
Semakin
tinggi tingkat kesegaran jasmani seseorang, semakin besar kemampuan fisiknya
dan produktifitas kerjanya, khususnya dalam bidang olahraga. Bagi guru
pendidikan jasmani ataupun pelatih, sangat penting mengadakan
pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kesegaran jasmani siswa atau atlet untuk
mengembangkan prestasi. Selain itu para Guru atu Pelatih akan membutuhkan
sesuatu yang dinamakan demngan evaluasi. Yang bertujuan untuk mengoreksi dan
mengetahui seberapa tingkat dan perkembangan setelah melakukan beberapa tahap
latihan. Sebagai Pelatih dan Guru olahraga, yang bertanggung jawab atas
prestasi anak asuhannya. Perlu melengkapi dirinya dengan pengetahuan tentang
cara-cara mengukur dan menilai status kondisi fisik tersebut. Dan statrus
kondisi fisik seseorang hanya mungkin diketahui dengan pengukuran dan penilaian
yang berbentuk beberapa tes kemampuan.
Cara
evaluasi yang tepat yang harus dilakukan yaitu dengan cara Tes dan Pengukuran
terhadap atlet ataupun siswa. Tes dan pengukuran dapat dilakukan dengan
beberapa cara dan tahap yang mempunyai manfaat dan tujan dilakukannya tes
tersebut. Dan tes tersebut dibagi menjadi bebrapa komponen kondisi fisik serta
beberapa jenis tes yan sudah dikelompokan.
Dengan
melakukan tes dan pengukuran ini kita dapat mengambil beberapa manfaat,
diantaranya kita dapat mengevaluasi tahap latihan yang telah dilakukan, dengan
hal itu kita dapat mengetahui seberapa perkembangan kondisi fisik seseorang,
selain kita bisa mengembangkan prestasi atlet, kita juga bisa menjadikan ini
sebagai bahan perbaikan dalam pemebelajaran atau pelatihan. Kita juga dapat
termotivasi oleh hasil yang diambil dalam tes dan pengukuran ini, atau bahkan
kita dapat menggunakan data ini untuk bahan sebuah penelitian.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tes dan Pengukuran
Pengertian
tes secara umum adalah alat pengumpul data dan sebagai dasar penilaian dalam
proses pendidikan, dalam bentuk tugas yang harus dikerjakan oleh siswa sehingga
menghasilkan nilai tentang tingkah laku. Suatu tes adalah alat atau instrumen
yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang seseorang atau obyek. Melalui
tes, pendidik dapat memperoleh informasi yang tepat mengenai keadaan anak
didiknya, apabila ia berada pada kemampuan rendah, sedang atau tinggi.
Sedangkan pengukuran merupakan proses pengumpulan data / informasi tentang
individu maupun obyek tertentu. Tes dan pengukuran merupakan kesatuan yang
dapat dijadikan suatu bahasan yang lebih lengkap. Kata pengukuran memiliki
banyak arti dan berbeda-beda penerapannya dalam pendidikan jasmani atau olahraga.
Tes
adalah alat yang digunakan untuk mengukur beberapa performa dan untuk
mengumpulkan data. Sebuah tes haruslah valid, yang berarti mengukur apa yang
seharusnya diukur dan haruslah terpercaya, yang berarti dapat diulang
berkali-kali. Pengukuran adalah skor kuantitatif yang berasal dari tes. Data
yang diperoleh kemudian dievaluasi. Sedangkan evaluasi adalah
prosesmenempatkan/pemberian nilai, makna
atau kelayakan pada data tersebut.
Pengukuran
yang dilakukan dalam keolahragaan atau pendidikan olahraga berdasarkan hal-hal
sebagai berikut :
Pengukuran
harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang semestinya diukur, sesuai dengan
luas sempitnya tujuan yang kita ukur atau capai.
Ø Niali-nilai
keolahragaan belum dapat diketahui sebelum dilakukan pengukuran tersebut.
Ø Pengukuran
dalam keolahragaan atau pendidikan sangat diperlukan untuk memperbaiki program.
Ø Tes
dan pengukuran hendaknya dilaksanakan oleh para petugas yang telah terlatih dan
berpengalaman dalam lapangan tersebut.
B. Kegunaan Tes dan Pengukuran
Menentukan
Status, didalam pendidikan adalah yang harus diperhatikan adalah perkembangan
anak, maka seharusnya pembina atau guru olahraga mengetahui sampai dimana
perkembagan itu terjadi. Untuk itu harus dilakukan pengukuranagar diketahui
status pada suatu saat ataupun dari waktu ke waktu.
Klasifikasi,
disekolah biasanya klasifikasi keolahragaan berdasarkan tingkat kelas bukan
berdasarkan kemampuan atau keterampilan anak. Kalau dipandang dari sudtut
kematangan jasmaniahnya atau ketangkasannya mereka itu akan berbeda. Oleh
karena itu pengelompokan hendaknya berdasarkan kemampuan umum ketangkasannya
dan diatur sesuai dengan kemajuan pembelajarannya.
Diagnosa
dan Bimbingan, bimbingan dimaksudkan supaya setiap anak memperoleh jalan
didalam menghadapi kesukaran-kesukaran yang dialami. Bimbingan mengharuskan
adanya evaluasi tentang kapasitas dan kemampuan anak sehingga proses pengajaran
dapat disesuaikan dengan kebutuhan anak.
Motivasi,
Achievment score/nilai dalam keolahragaan dapat menjadi perangsang bagi anak untuk
berlatih lebih giat.
Perbaikan
mengajar, testing dan evaluasi adalah suatu bagian dari pengajaran mempunyai
tempat yang tepat dalam program pengajaran. Tes harus ditempatkan pada bagian
yang sudah dirancang pada tujuan pembelajaran sebelumnya sehingga nilai tes
tersebut dapat digunakan sesuai dengan tujuan dari bahan pembelajaran yang
disajikan.
C. Kriteria Pemiliha Tes
Para
ahli tes dan pengukuran telah ada kesamaan pendapat tentang kriteria pemilihan
tes. Kriteria tersebut meliputi faktor-faktor sebagai berikut :
1.
Validitas
Pengertian
validitas adalah aspek kecermatan pengukuran. Validitas sangat erat berkaitan
dengan tujuan pengukuran. Oleh karena suatu tes atau instrumen pengukuran dapat
dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan
fungsi ukurnya, yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut.
2.Reliabilitas
Reliabilitas
mempunyai beberapa nama lain seperti keterpercayaan, keterandalan, keajegan,
kestabilan, konsistensi, dan lain sebagainya. Namun ide pokok yang terkandung
dalam konsep reliabilitas adalah sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat
dipercaya.
3.
Objektifitas
Objektifitas
adalah derajat kesamaan hasil dari dua atau lebih pengambil tes (tester).
Pengertian objektifitas hampir sama sengan reliabilitas, kedua-duanya tentang
hasil pengukuran yang tetap atau sama/hampir sama.
4.
Norma
Data-data
yang diperoleh dari hasil tes dan pengukuran merupakan data yang acak dan
berada dalam kemampuan yang dicapai untuk dapat menyamakan hasil dan
menempatkannya diperlukan adanya acuan norma. Acuan norma adalah menunjukkan
kedudukan seorang tes diantara kelompoknya. cuan norma ini dapat dipakai dengan
penggunaan dari angka kasar ke angka tabel. Angka tabel dapt diklasifikasikan
kembali apakah nilainya termasuk rendah, sedang atau tinggi.
1. 10 Kompenen Kebugaran Jasmani
1.KEKUATAN (Streght)
1.1 pengertian kekuatan
a. Strength
adalah segala bentuk Komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuanya dalam
menggunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja.,Kekuatan adalah kekuatan
otot yang banyak di gunakan dalam kehidupan sehari-hari, terutama otot tungkai
yang harus menahan berat
b. Kekuatan
adalah kapasitas kontraksi dari otot, yang merupakan gerakan otot dari
gerakan pertamanya sampai jarak gerakan sepenuhnya dan mengulangi kemampuan
tersebut terhadap perlawanan ; sedapat mungkin mendekat pad ketahan stress yang
maksimal.
I.2. Bentuk Latihan
a) Arm
hang (siku tekuk)
b) Pull
–up
c) Push
up
d) Sit
up
1.3 Tes dan pengukuran
kekuatan
1. Tes
gantung siku tekuk ( Arm hang) untuk putri
a. Tujuan:
Tes
ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot lengan dan bahu
b. Alat
dan fasilitas
1) Lantai
rata dan bersih
2) Palang
tunggal yang dapat diatur ketinggiannya yang disesuaikan dengan ketinggian
peserta.pipa pegangan terbuat dari besi ukuran ¾ inchi
3) Stopwatch
4) Serbuk
kapur atau magnesium karbonat
5) Alat
tulis
6) Formulir
tes
c. Petugas
tes:
1) Pengamat
waktu
2) Pencatat
hasil
d. Pelasksanaan
tes gantung siku tekuk ( untuk putri)
1) Peserta
berdiri di bawah palang tunggal.kedua tangan berpegangan pada palang tunggal
selebar bahu.pegangan telapak tangan mengahadap kea rah letak kepala (lihat
gambar)
2) Dengan
bantuan tolakan kedua kaki,peserta melompat ke atas sampai dengan mencapai
3) Sikap
bergantung siku tekuk ,dagu berada diatas palang tunggal ( lihat gambar)
4) Bila
pesrta tes siap segera aba – aba “ya” diberikan stopwatch dijalankan
5) Sikap
tersebut dipertahankan selama mungkin (dalam hitungan detik)
e. Pencatat
hasil
Hasil
yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh peserta untuk mempertahankan sikap
tersebut diatas ,dalam satuan detik .peserta yang tidak dapat melakukan sikap
diatas maka dinyatakan gagal dan diberikan nilai nol ( 0 )
Gambar
tes Arm hang (siku tekuk)
Table
penilaian arm hang (siku tekuk)
Umur
|
Putra
|
||||
Kurang
sekali
|
Kurang
|
Cukup
|
Baik
|
Baik
sekali
|
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||
3-8
|
9-21
|
22-39
|
40
keatas
|
||
5
-14
|
15
- 30
|
31
- 50
|
51
ke atas
|
1.
Tes gantung angkat tubuh atau pull – up
a Tujuan
Tes
ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot lengan dan bahu
b. Alat dan fasilitas
1) Lantai rata dan bersih
2 Palang tunggal yang dapat diatur
ketinggiannya yang disesuaikan dengan ketinggian peserta ,pipa pegangan terbuat
dari besi ukuran ¾ inchi
3) Stopwacth
4)
Serbuk kapur atau magnesium karbonat
5) Alat tulis
6)
Formulir tes
c. Petugas tes
1) Pengamat waktu
2 Penghitung gerakan merangkap pencatat hasi
d.
Pelaksanaan tes gantung angkat tubuh
atau pull up 60 detik
1)
Peserta berdiri di bawah palang tunggal.kedua tangan berpegangan pada palang
tunggal ,selebar bahu .pegangan telapak tangan menghadap kea rah letak kepala.
2) Mengangkat tubuh dengan membengkokkan kedua
lengan ,sehingga dagu menyentuh atau berada di atas palang tunggal kemudian
kembali ke sikap permulaan.geraka dihitung satu kali.
3)
Selama melakukan gerakann ,mulai dan
kepala sampai ujung kaki tetap merupakan satu garis lurus.
4)
Gerakan ini dilakukan berulang – ulang
,tanpa istirahat sebanyak mungkin selama 60 detik.
5)
Angkatan dianggap gagal dan tidak
dihitung apabila:
a) Pada waktu mengangkat badan,peserta
melakukan gerakan mengayun
b) Pada waktu mengangkat badan ,dagu tidak
menyentuh palang tunggal
e. Pencatat hasil
1) Yang dihitung adalah angkatan yang dilakukan
secara sempurna
2) Yang dicatat adalah jumlah( frekuensi )
angkatan yang dapat dilakukan dengan sikap sempurna tanpa istirahat selama 60
detik
3) Peserta yang tidak mampu melakukan tes angkat
tubuh ini ,walaupun telah berusaha diberi nilai nol (0)
Table
penilaian pull - Up
Skor
|
Putra
|
Criteria
|
Putri
|
5
|
> 38
|
Sempurna
|
> 17
|
4
|
29 – 37
|
Baik sekali
|
13 – 16
|
3
|
20 – 28
|
Baik
|
9 – 12
|
2
|
15– 19
|
Cukup
|
5 – 8
|
1
|
4 – 14
|
Kurang
|
1 – 4
|
2. Tes
baring duduk ( Sit up) selama 60 detik
a Tujuan
Mengukur
kekuatan dan ketahanan otot perut
b. Alat
dan fasilitas
1) Lapangan/
lantai yang rata dan bersih
2) Stopwatch
3) Alat
tulis
4) Alas
tikar atu matras
c. Petugas
tes
1) Pengamat
waktu
2) Penghitung
gerakan merangkap pencatat
d. Pelaksanaan
1) Sikap
permulaan
2) Berbaring
terlenntang di lantai,kedua lutut dengan sudut 90˚ dengan kedua jari – jarinya
diletakkan dibelakang kepala
3) Peserta
lain menekan/memegang kedua pergelangan kaki agar kaki tidak terangkat.
e. geakan
1) Gerakan
aba – aba “ YA” peserta beergerak mengambil sikap duduk sampai kedua sikunya
menyentuh paha,kemudian kembali pada sikap awal
2) Lakukan
gerakan ini berulang – ulang tanpa henti selama 60 detik.
f. Pencatat
hasil:
1. Gerakan
tes tidak dihitung apabila :
a) Pegangan
tangan terlepas sehingga kedua tangan tidak terjalin lagi
b) Kedua
siku tidak sampai menyentuh paha
c) Menggunakan
sikunya untuk membantu menolak tubuh
2. Hasil
yang dihitung dan dicatat adalah gerakan tes yang dapat dilakukan dengan
sempurna selama 60 detik.
3. Peserta
yang tidak mampu melakukan tes ini diberi nilai nol
Gambar
tes sit up
Table
penilaian sit up
Skor
|
Tes sit
up
Putra
|
Kriteri
|
Tes sit
up
putri
|
5
|
>90
|
Sempurna
|
>88
|
4
|
70-89
|
Baik
sekali
|
69-87
|
3
|
50-69
|
Baik
|
48-68
|
2
|
30-49
|
Cukup
|
29-47
|
1
|
10-29
|
Kurang
|
10-28
|
4. Tes
kekuatan otot tangan push up
a. Tujuan
Untuk
mengukur kekuatan otot lengan dan bahu
b. Alat
dan fasilitas
1. Stopwatch
2. Alat
tulis
3. Formulir
tes
4. Lapangan
datar
c. Tester
Seorang
pengawas merangkap penghitung waktu,dan seorang pencatat hasil
d. Pelaksanaan
tes
1. Teste
sikap telungkup,kepala,punggung dan kaki lurus
2. Kedua
telapak tangan bertumpu dilantai disamping dada,jari – jari tangan kedepan
3. Kedua
telapak kaki bertumpu dintai
4. Dalam
sikap telungkup hanya dada yang menyentuh lantai,kepala,perut,dan tungkai bawah
terangkat
5. Dari
sikap telungkup ,angkat tubuh dengan meluruskan kedua tangan,kemudian turunkan
lagi tubuh dengan membengkokkan kedua tangan sehingga dada menyentuh lantai
6. Setiap
kali mengangkat dan menurunkan badan ,kepala,punggung dan tungkai bawah tetap
lurus.setiap kali tubuh terangkat dihitung sekali.
e. Skor:
1. Hanya
pelaksanaan yang betul yang dihitung.
2. Pelksanaan push-up dilakukan
sebanyak mungkin selama 1 menit.
Gambar
Push – Up
Table
penilaian push - up
Skor
|
Push
– up
Putra
|
Kriteria
|
Push
–up
putri
|
5
|
Ø 38
|
Sempurna
|
Ø 21
|
4
|
29 – 37
|
Baik
sekali
|
16 -20
|
3
|
20 – 28
|
Baik
|
10 – 15
|
2
|
12 – 19
|
Cukup
|
5 – 9
|
1
|
4 – 11
|
kurang
|
1 – 4
|
2. KECEPATAN (Speed)
2.1
Pengertian kecepatan
a. Speed
merupkan kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam
bentuk yang sama dan dalam waktu yang sesingkat – singkatanya.
b. Kecepatana
dalah kemampuan untuk berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain dalam
waktu yang sesingkat-singkatnya.
2.2 bentuk latihan
kecepatan
a) lari
50 meter
b) pukulan
dalam tinju
c) panahan
d) running
speed drills
e) lari
ditempat,angkat lutut tinggi
f) berlari
menuruni bukit
g) dsb
2.3 tes dan pengukuran kecepatan
1.Tes lari 50 m
a.Tujuan
Tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan
b. Alat dan Fasilitas
1. Lintasan lurus,rata,tidak licin,mempunyai
lintasan lanjutan,berjarak 50 m
2. Bendera start
3. Peluit
4. Tiang pancang
5. Stopwacth
6. Serbuk kapur
7. Formulir tes
8. Alat Tulis
c. Petugas Tes
1. Petugas
Pembebrangkatan
2. Pengukur waktu
merangkap sebagai pencatat hasil
d. Pelaksanaan
1. Sikap permulaan
Peserta berdiri di belakang garis star
2. Gerakan
a) Pada aba – aba
“SIAP” peserta mengambil sikap star berdiri ,sikap untuk lari
b) Pada aba – aba “YA”
peserta lari secepat mungkin menuju garis finish.
3. Lari masih Bisa
diulang apabila peserta:
a) Mencuri start
b) Tidak melewati
garis finish
c) Terganggu oleh
pelari lainnya
d) Terpeleset
e. Pengukuran
waktu
Pengukuran waktu dilakukan dari saat bendera start
diangkat sampai pelari melintasi garis finish
f. Pencatat
hasil
1) Hasil yang dicatat
adalah waktu yang dicapai oleh pelari untuk menempuh jarak 50 m dalam satuan
detik
2) Waktu dicatat satu
angka dibelakang koma,
Tabel penialian lari 50 meter
Skor
|
Lari 50 meter
Putra
|
Kriteria
|
Lari 50 meter putri
|
5
|
s.d - 6.7
|
Baik sekali
|
s.d – 7.7
|
4
|
6.8 - 7.6
|
Baik
|
7.8 – 8.7
|
3
|
7.7 - 8.7
|
Cukup
|
8.8 – 9.9
|
2
|
8.8 -10.3
|
Kurang
|
10.0 – 11.9
|
1
|
10.4-dst
|
Kurang sekali
|
12.0 –dst
|
3.
KELINCAHAN (Agility)
3.1 Pengertian Kelincahan
a.
Kelincahan merupakan kemampuan untuk mengubah arah atau posisi tubuh dengan
ceapat yang dilakukan bersama-sama dengan gerakan yang lainnya.
b.
kelincahan merupakan kemampuan seseorang dalm mengubah arah atau pososisi
tertentu dengan kcepatan dan koordinasi yang baik.
3.2. Bentuk latihan
a) Aglity
run
b) Zig-zag
run
c) Lari
bolak balik ( shuttle run)
d) Boomerang
run
3.3 . Tes dan pengukuran Kelincahan
shuttle Run ( Dr.Widiastuti, M.Pd)
a. Tujuan
Untuk mengukur
kelincahan seseorang dalam mengubah arah dan posisi
b. Alat
dan fasillitas
1. Stopwacth
sesuai kebutuhannya
2. Lintasan
lari datar panjang minimal 10 meter dengan garis jarak 5 meter dengan setiap
lintasan lebar 1,22 meter
c. Tester
1. 1
Orang starter dan pencatat
waktu
2. Pengambil
sesuai dengan testee dan lintasan yang
tesrsedi
d. Pelaksanaan
1. Pada
aba – aba “ bersedia” setiap teste berdiri di belakang garis atau garis pertama
di tengah lintasan.
2. Pada
aba-aba “siap” testee dengan start berdiri dan siap lari.
3. Dengan
aba-aba “ya”testee segera lari menuju garis kedua dan setelah melewati kedua
garis kedua segera berbalik menuju garis start
4. Lari
dari garis startatau garis pertama menuju ke garis start.
5. Lari
dari garis start atau garis pertama menuju ke garis kedua dan kembali ke garis
start di hitung 1 kali.
6. Pelaksanaan
lari dilakukan sampai ke empat kalinya bolak – balik sehingga menempuh jarak 20
meter.
7. Setelah
melewati garis finish stopwatch dihentikan.
e. Catatan
1. Kelincahan
lari dihitung sampai dengan 0,1 atau 0,01 detik.
Gambar
penilaian shuttle runTable penilaian shuttle run
Skor
|
Shttle run
Putra
|
Kriteria
|
Shuttle run putri
|
5
|
<15,5
|
Sempurna
|
<16,7
|
4
|
16 – 15,6
|
Baik sekali
|
17,4-16,8
|
3
|
16,6-16,1
|
Baik
|
18,2-17,5
|
2
|
17,1-17,6
|
Cukup
|
18,9– 18,3
|
1
|
17,7-17,2
|
Kurang
|
19,6 -19,0
|
2. Tes
zig – zug run ( Dr.Widiastuti,M.Pd)
a. Tujuan
Untuk
mengetahui kelincahan seseorang dalam mengubah arah atau posisi.
b. Alat
dan peralatan
1. Lapangan
2. Stopwatch
3. Tongkat/cone
4. Pluit
5. Alat
tulis
6. Diagram
dan
7. Formulir
tes
c. Tester
1. 1
orang starter
2. Pencatat
waktu
3. Pencatat
hasil tes
4. Pengawas
d. Pelaksanaan
1. Teste
berdiri di belakang garis start ,bila ada aba – aba “ya” ia berlari secepat
mungkin mengikuti arah/cone yang telah disusun secra zig- zag sesuai dengan
diagram samapai batas finish.
2. Testee
diberi kesempatan melakukan tes 3 kali kesempatan.
3. Gagal
bila menggeserkan tongkat/cone tidak sesuai pada diagram tas tersebut.
e. Penilaian
1. Pencatatan
waktu tempuh yang terbaik dari 3 kali percobaan dan dicatat sampai sepersepuluh
detik
3.
Agility run ( Dr. Widiastuti, M.Pd)
a.
Tujuan
untuk
mengukur kelincahan seseorang
b.
Alat dan fasilitas
1.
Stopwatch
2.
Tempat rata dan bersih
3.
Kapur
4.
Tanda dan dan kerucut
5.
Alat tulis
6.
Formulir tes
c.
Tester
1.
1 orang starter
2.
Pencatat waktu
3.
Pencatat hasil tes
4.
pengawas
d.
Pelaksanaan
1.
Teste berdiri di garis start
2.
Pada aba-aba siap teste berlari menuju 10 meter pertama, pada saat menginjak
garis 10 meter pertama tersebut pecatat waktunya sebagai start untuk menuju
pada ujung garis 15 meter (dalam kecepatan maksimal).
3.
Pelari berbalik menuju garis start kedua dan dicatat hasil lari tersebut yang
dinyatakan sebagai hasilnya.
e.
Penilaian
1.
Teste diberi kesempatan 2 kali percobaan
2.
Yang terbaik dari 2 jejak dicatat
3.
Kemampuan menyalakan setiap kaki harus diuji
4.
subjek harus didorong untuk tidak melangkahin baris dengan terlalu banyak
karena hal ini akan meningkatkan waktu mereka.
Gambar tes agility
run.
Table penilaian agility run (Dr.Widiastuti,M.Pd
2011:128)
Skor
|
Putra
|
Criteria
|
Putri
|
5
|
Ø 15.2
|
Baik sekali
|
Ø 17.0
|
4
|
16.1 – 15.2
|
Baik
|
17.9 – 17.0
|
3
|
18.1 – 16.2
|
Cukup
|
21.7 – 18.0
|
2
|
18.3 – 18.2
|
Sedang
|
23.0 – 21.8
|
1
|
Ø 18.3
|
Kurang
|
Ø 23.0
|
4.
Bomerang run
a.
Tujuan
Untuk
mengukur kelincahan ( Dr.Widiastuti,M.Pd)
b.
Alat dan fasilitas
1.
Stopwatch
2.
Tongkat
3.
Alat tulis
4.
Formulir tes
c.
Pelaksanaan
Teste
berlari pada titik atas dan berkelok dan berlari kembali berkelok kekiri
melingkari titik sebelah kanan, kemudian berputar dititik tengah melingkarinya
dan kembali kegaris finis.
4. KESEIMBANGAN
(Balance)
4.1 Pengertian
keseimbangan
a. Balance
adalah kemampuan seseorang untuk mempertahankan sikap dan posisi secara tepat
pada saat berdiri (satatic balance) atau pada saat melakukan gerakan (dynamic
balance)
b. Keseimbangan
adalah kemampuan seseorang dalam mengendalikan organ-organ syaraf otot,seperti
handstand atau mencapai keseimbangan sewaktu seseorang sedang berjalan kemudian
terganggu.
4.2. Bentuk Latihan
a. Berdiri 1 kaki dengan mata tertutup / strock stand
b. Berdiri pada balok yang berukuran 10 x 10 cm dan balok
di taruh di atas permukaan air.
c. Berdiri dengan kaki dengan mengangkat sebelah kanan
atau kiri secara bergantian
d. Berdiri dengan satu kaki
4.3 Tes dan pengukuran keseimbangan
1. Berdiri 1 kaki dengan mata tertutup / strock stand (Dr.
Widiastuti,M.Pd)
a. Tujuan
Untuk
mengetahui kemampuan teste dalam mempertahankan keseimbangan tubuh dalam posisi
statis
b. Alat
dan fasilitas
1. Lokasi
yang kering
2. Stopwatch
3. Alat
tulis
4. Formulir
tes
c. Pelaksanaan
1. Berdiri
dengan nyaman pada kedua kaki
2. Tangan
diletakkan dipinggang
3. Berdilirah
pada salah satu kaki, angkat kaki yang lain dan letakkan ibu jari kaki dan lutut
kaki masih menjejak ditanah
d. Penilaian
1. Waktu
akan dihentikan apabila teste membuka mata
2. Menggerakikan
tangannya
3. Meletakkan
dan menggerakkan kakinya
4. Kesempatan
dilkukan sebanyak 3 kali
Gambar
tes keseimbangan satu kaki dengan menutup mata
2. Standing
balance tes
a. Tujuan
Untuk
mengukur keseimbangan tubuh
b. Alat
dan fasilitas
1. Tempat
yang permukaannya datar
2. Stopwatch
3. Alat
tulis dan formulie tes
c. Pelaksanaan
1. Teste
berdiri diatas satu kaki selama mungkin
2. Sebelum
tes dimulai testee diperkennkan untuk melakukan percobaan selama 1menit
3. Teste
berdiri dengan 1 kaki, sedangkan tangan yang lain berada diatas kepala, dengan
kaki jinjit
4. Peragakan
sikap ini selama mungkin yang dapat dilakukan oleh teste
5. Stopwatch
dihentikan saat kaki yang diangkat menyentuh tanah atau teste kehilangan
keseimbangan
d. Penilaian
Waktu
yang ditempuh oleh teste dalam mempertahankan keseimbangan
Gambar
tes standing balance
3. One
kine balance
a. Tujuan
Untuk
mengukur keseimbangan
b. Alat
dan fasilitas
1. Bidang
yang rata atau gym
2. Stopwatch
3. Alat
tulis
4. Formulir
tes
c. Pelaksanaan
Tes
1. Posisi
siap dengan menoleh kekanan
2. Berlutut
dengan kaki sebelah sedangkan kaki yang lain diangkat lurus
kebelakang
3. Luruskan
kedua kaki belah tangan kesamping sehingga bahu.pertahankan sikap ini hingga 5
hitungan
d. Penilaian
1. Gagal
bila menyentuh lantai dengan bagian badan selain lutut kaki
2. Gagal
bila keseimbangannya hilang
5.
KELENTUKAN (Fleksibilitas)
5.1. pengertian Kelentukan
a. Kelentukan
adalah kemampuan persendian untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi
secara maksima (range of Moverment)
b. Kelentukan
adalah kemampuan seseorang untuk meningkatkan tubuh bagian dalam suatu ruang
gerak yang seluas mungkin,tanpa cedera pada persendian dan otot di sekitar
persendian (menurut Johson dan Nelson tahun 1969)
c. Kelentukan
adalah efektivitas seseorang dalam penyesuaian diri untuk segala aktivitas
dengan pengaru penguluran tubuh yang luas
5.2. Bentuk Latihan
a. Peregangan
statis ( dengan gerak yang perlahan tetapi dilakukan terus menerus)
b. Peregangan
balistis (peregangan yang dilakukan dengan gerak memantul-mantulkan) yang
meliputi:
1) Leher
2) Bahu
dan dada
3) Lengan,bahu,dan
dada
4) Lengan
dan bahu
5) Otot
belakang (lower back)
6) Pantat
dan pinggul
7) Otot
belakang bawah dan perut
8) Otot
pangkal paha
9) Otot
pangkal paha panggul bagian dalam
10) Otot
paha belakang ( Hamstring)
11) Otot
paha depan
12) Otot
paha depan dan panggul
13) Otot
betis dan tungkai bawah
5.3 Tes dan pengukuran kelentukan
1. Kelentukan
badan sit and reach ( Dr. Widiastuti, M.Pd)
a. Tujuan
Untuk
mengukur kelentukan badan
b. Alat
dan fasilitas
1. Pita
pengukur dalam cm dengan panjang minimal 2 meter
2. Tembok
atau papan tegak lurus dengan lantai datar
3. Alat
tulis
4. Formulir
tes
c. Pelaksanaan
1. Pita
pengukur diletakkan lurus dilantai, dengan huruf nol pada tepi tembok, teste
melepaskan kaus kaki duduk berljunjur menduduki pita pengukur
2. Pantat,
punggung, dan kepala merapat ketembok, kedua kaki lurus kedepan dengan kedua
lutut lurus
3. Panjang
kaki dicatat sampai cm penuh, pengukuran dari tembok kedua kaki kangkang kedua
lutut boleh bengkok.
4. Kemudian
teste merfaihkan kedua lengannya kedepan sejauh mungkin dan menempatkan kedua
jari jari taangan pada pita sejauh mungkin tahap raihan tersebut minimal 3
detik
5. Jauh
raihan itu dicatat sampai sentimeter penuh. Lagkukan raihan 2 kali berurutan,
dan jarak raihan terjauh yang dihitung.
6. Kelentukan
tubuh diukur selisih antara jarak raihan dengan jarak kaki dalam sentimeter.
Gambar
tes sit and reach
d. Table
penilaian sit and reach
Skor
|
Putra
|
Kriteria
|
Putri
|
5
|
Ø 19,5
|
Baik
sekali
|
20,0
– 23,0
|
4
|
17,0
– 19,0
|
Baik
|
18,5
– 19,5
|
3
|
14,5
– 16,5
|
Cukup
|
17,0
– 18,0
|
2
|
12,5
– 14,0
|
Kurang
|
15,0
– 16,5
|
1
|
<
12,0
|
Kurang
sekali
|
13,5
– 14,5
|
2. Tes
statis fleksibilitas pergelangan kaki (Dr.Widiastuti,M.Pd)
a. Tujuan
Untuk
mengukur kemampuan fleksibilitas pergelangan kaki teste
b. Alat
dan fasilitas
1. Bidang
yang datar atau gedung yang mempunyai dinding tembok.
2. Stopwatch
3. Alat
tulis
4. Formulir
tes
c. Pelaksanaan
1. Berdiri
menghadap dinding,ujung jari menyentuh dinding,dan bersandar pada dinding
2. Geser
kaki menjauhi dinding secara perlahan sejauh mungkin
3. Pertahankan
kaki untuk berdiri,tubuh dan lutut dan lutut terbuka lebar sedangkan dada tetap
menempel pada dinding
4. Ukur
jarak antara ujung kaki dengan dinding.jarak paling pendek adalah ¼ inci
5. Ulangi
sebanyak tiga kali dan catat hasil jarak terbaik.
d. Penilaian
Ukuran
di nyatakan dalam satuan inci.
Gambar
tes fleksubilitas kaki
e. Table
penilaian penilaian fleksibilitas kaki
Kategori
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
Sempurna
|
Ø 35.00
|
Ø 32.00
|
Baik
|
35.00
– 32.51
|
32.00
– 30.51
|
Cukup
|
32.50
– 29.51
|
30.50
– 26.51
|
Kurang
|
29.50
– 26.50
|
26.50
– 24.25
|
Buruk
|
<
26.50
|
<24.25
|
3. Tes
statis fleksibilitas bahu dan pergelangan tangan.
a. Tujuan
Untuk
mengetahui kemampuan fleksibilitas bahu dan pergelangan tangan teste
b. Alat
dan fasilitas
1. Bidang
yang datar
2. Alat
tulis
3. Formulir
tes
c. Pelaksanaan
1. Berbaring
tengkurap di lantai dengan ke dua tangan diluruskan memegang sebuah tongkat
2. Naikkan
tongkat setinggi mungkin,wajah mengikuti gerakan tongkat
3. Ukur
jarak naikknya tongkat dari lantai .jarak terpendek adalah ½ inci
4. Ulangi
sebanyak tiga kali dan catat jarak terbaik
5. Ukur
jarak pangkal lengan hingga jari yang terpanjang
6. Catat
nilai terbaik dari jarak lengan
Gambar
tes fleksibilitas bahu dan pergelangan tangan
d. Penilaian
fleksibilitas bahu dan pergelangan tangan
Klasifikasi
|
Laki-
laki
|
Perempuan
|
Sempurna
|
>12.50
|
>11.75
|
Baik
|
12.50
– 11.50
|
11.75
– 10.75
|
Cukup
|
11.49
– 8.25
|
10.74
– 7.50
|
Kurang
|
8.24
– 6.00
|
7.49
– 5.50
|
Buruk
|
<6.0
|
<
5.50
|
6.
DAYA TAHAN ( Endurance )
6.1 Pengertian Daya tahan
a.Daya
tahan merupakan kapasitas otot melakukan kontraksi secar terus menerus pada
tingkat intensitas sub maksimal
b. Daya
tahan merupakan kemampuan seseorang untuk mempergunakan kekuatan secra maksimum
yang dikerahkan dalam waktu sependek – pendeknya
c. Daya adalah kemampuan dan kesanggupan otot
untuk bekerja berulang-ulang tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan
6.2. Bentuk Latihan
a. Latihn
daya tahan aerobic meliputi:
1) Lari
terus menerus untuk waktu yang lama (continu running)
e. Bentuk
latihan :
· Latihan
yang berlangsung lama dan terus menerus ini akan meningkatkan kemampuan
menghirup oksigen dan memungkinkan metabolism berlangsung lebih efisien
· Latihan
interval adalah metodi latihan daya tahan yang biasa dipakai di
berbagai cabang olahraga seperti ;berenang,bersepeda,dan kebanyakan olahrag permainan
b. Daya
Tahan Otot ( Muscular Endurance )
c. Merencanaka
tes daya than otot,seperti:
· Maximum
press ups
· Abdominal
curl conditioning test yaitu sit up yang progresif
6.3. Tes dan pengukuran daya
tahan tubuh.
1. Lari
multi tahap ( bleep test)
a. Tujuan
Untuk
mengukur daya tahan kardiovaskuler VO2 maksimal
b. Alat
dan fasilitas
1. Pita
cadence (irama)untuk lari bolak balik
2. Mesin
pemutar kaset (tape recorder)
3. Lintasan
lari jarak 20 meter pada permukaan datar rata dan tidak licin
4. Stopwatch
5. Kerucut
pembatas atau patok 4
6. Fomulir
tes dan alat tulis
c. Pelaksanaan
1. Lari
ke arah ujuang/ akhir yang berlawanan dan sentuhkan satu kaki di belakang garis
batas pada saat terdengar bunyi “ tuut”
2. Apabila
telah sampai sebelum bunyi “tuut” harus bertumpu pada titik putar menanti bunyi
kemudian lari ke arah yang berlawanan agar dapat mencapai tepat pada saat tanda
berikutnya bunyi.
3. Kecepatan lari harus semakin bertambah
cepat,karena waktu akan pada semakin pendek.
4. Harus
mencapai garis ujung pada waktu yang ditentukan
5. Gerakan
balikan yaitu berputar bukan membuat belokan karena akan memakan waktu lebih
banyak
6. Panitia
harus memberhentikan peserta apabila peserta tertinggal tanda bunyi “tuut” dua
kali lebih dari dua langkah di belakang garis ujung.
d. Penilaian
Catat
level dan shuttle run terakhir yang dapat dilakukan atau diselesaikan oleh
peserta lalu di komversikan ke dalam table untuk dapat di ketahui prediksi
kemampuan aerobiknya.
Pertimbangan tambahan
Test iniadalah test maksimal yang membutuhkan tingkat kebugaran
yang memadai. Test initidakdianjurkanuntuk ‘atletrekreasi' ataupun mereka yang
memiliki gangguan kesehatan, cedera ataupuntingkat kebugaran yang
rendah
Pria (nilaidalam ml/kg/mnt)
Umur
|
1. Jelek
|
2. Di Bawah
Rata-rata
|
3. Rata-rata
|
4. Di Atas
Rata-rata
|
5. Excellent
|
Superior
|
13-19
|
<35.0
|
35.0 - 39.9
|
40.5 - 45.1
|
45.2 - 50.9
|
51.0 - 55.9
|
>55.9
|
20-29
|
<33.0
|
33.0 - 39.2
|
39.9 - 43.3
|
43.9 - 48.7
|
49.3 - 52.5
|
>52.6
|
30-39
|
<31.5
|
31.5 - 38.4
|
38.5 - 41.8
|
42.4 - 47.4
|
48.0 - 51.4
|
>51.6
|
Wanita (nilaidalam ml/kg/mnt)
Umur
|
1. Jelek
|
2.Di Bawah
Rata-rata
|
3. Rata-rata
|
4. Di atas
Rata-rata
|
5. Excellent
|
Superior
|
13-19
|
<33.0
|
33.0 - 37.1
|
37.8 - 42.4
|
43.3 - 46.8
|
47.4 - 52.5
|
>52.6
|
20-29
|
<31.5
|
31.5 - 35.7
|
36.5 - 41.9
|
42.4 - 44.9
|
45.2 - 49.4
|
>50.2
|
30-39
|
<30.2
|
30.2 - 35.5
|
35.6 - 38.9
|
39.2 - 44.5
|
44.8 - 48.0
|
>48.0
|
2. Lari
12 nenit
a. Tujuan
Untuk
mengukur daya tahan jantung paru, peredaran darah dan pernapasan
b. Alat
dan fasilitas
1. Lintasan
lari
2. Stopwatch
3. Bendera
start
4. Peluit
5. Tiang
pancang
6. Alat
tulis
c. Petugas
tes
1. Petugas
pemberangkatan
2. Pengukur
waktu
3. Pencatat
hasil
4. Pengawas
lintasan dan pengukur jarak tempuh
d. Pelaksanaan
tes
1. Sikap
permulaan
2. Peserta
berdiri dibelakang garis start
3. Gerakan
:
a. Pada
aba-aba “SIAP” peserta mengambil sikap berdiri, siap untuk lari
b. Pada
aba-aba “YA” peserta lari semaksimal mungkin sampai waktu menunjukan 12 menit
c. Setelah
waktu mencapai 12 menit stopwatch dimatikan dan pelari disuruh berhenti
ditempatnya masing-masing
d. Yang
diukur adalah berapa meter dapat ditempuh selama berlari selama 12 menit. Bila
berhenti dianggap gagal
e. Pencatatan
hasil
Jarak
yang ditempuh selama lari 12 menit dicatat dalam satuan meter, sebagai hasil
akhir peserta tes. Hasil yang diperoleh dikonversikan pada table dibawah ini.
Gambar tes lari 12 menit
Table penilaian tes Lari 12 menit
Kategori
K.J
|
Umur (Tahun_)
|
|||||
13-19
|
20-29
|
30-39
|
40-49
|
50-59
|
60->
|
|
I Kurang (P)
Sekali (W)
|
<2,09
<1,61
|
<1,96
<1,55
|
<1,90
<1,51
|
<1,83
<1,42
|
<1,66
<1,35
|
<1,40
<1,26
|
II Kurang (P)
(W)
|
2,02-2,20
1,61-1,90
|
1,96-3,10
1,54-1,79
|
1,90-2,09
1,51-1,79
|
1,83-1,99
1,42-1,57
|
1,65-1,80
1,35-1,49
|
1,40-1,64
1,26-1,38
|
III
Sedang (P)
(W)
|
2,22-2,51
1,91-2,08
|
2,12-2,40
1,80-1,96
|
2,11-2,33
1,70-1,90
|
2,01-2,24
1,59-1,79
|
1,88-2,09
1,51-1,69
|
1,66-1,93
1,40-1,53
|
IVBaik (P)
(W)
|
2,53-2,77
2,09-2,30
|
2,41-2,64
1,98-2,16
|
2,35-2,51
1,91-2,08
|
2,25-2,46
1,80-2,00
|
2,11-2,32
1,70-1,90
|
1,95-
2,12
1,59-1,75
|
V Baik
Sekali (P)
(W)
|
2,78-
2,99
2,32-2,43
|
2,65-2,83
2,17-2,33
|
2,52-2,71
2,09-2,24
|
2,48-2,65
2,01-2,24
|
2,33-2,54
1,91-2,09
|
2,14-2,49
1,77- 1,90
|
VI Luar Biasa (P)
(W)
|
>2,85
>2,44
|
>2,85
>2,35
|
>2,74
>2,25
|
>2,67
>2,17
|
>2,56
>2,11
|
>2,51
>1,91
|
7. KETEPATAN
(
Accuracy )
7.1. Pengertian
ketepatan
a. Akurasi
adalah kemampuan untuk mengendalikan gerakan-gerakan bebas terhadap suatu
sasaran dapat berupa sasaran atau objek langsung yang harus dikenai oleh salah
satu bagian tubuh.
7.2. Bentuk latihan
a. Bermain
basket dengan memasukan bola kedalam keranjang
b. Memanah,konsentrasi
dalam membidik anak panah dan menarik busur panahnya
7.3. Tes dan pengukuran
ketepatan
1. Tes
menembakan bola ke sasaran (shooting) (Dr. Widiastuti M.Pd)
a. Tujuan
Untuk
mengukur kemampuan dan kecakapan menembakkan bola ke sasaran
b. Alat
dan fasilitas
1. Bola
kaki
2. Lapangan
3. Gawang
4. Alat
tulis
5. Formulir
tes
c. Pelaksanaan
tes
Bola
diletakan pada sebuah titik berjarak 13 meter dari garis gawang dan tepat
dipertengahan lebar gawang. Dengan awalan siswa menendang bola tersebut sekuat
mungkin kearah sasaran. Pelaksanaannya tidak dengan aba-aba. Oleh karena
kecepatan tembakan juga mendapatkan penilaian, maka waktunya harus diambil.
Pengambil waktu menjalankan stopwatchnya tepat ketika kaki siswa mengenai bola.
Dan tepat saat bola mengenai sasaran, pengambil waktu menghentikan
stopwatchnya.
d. Testeer
Hasil
yang dicatat adalah:
1. Hasil
tembakan yang berupa angka sasaran yang dikenai bola
2. Kecepaatan
tembakan yang berupa waktu yang ditempuh bola dari mulai disepak saat mengenai
sasaran .waktu dicatat sampaipersepuluh detik
2. Tes
serangan (Dr. Widiastuti.M.Pd)
a. Tujuan
Untuk
mengetahui ketepatan mengarahkan bola tangan dengan kecepatan serangan
b. Alat
dan fasilitas
1. Lapangan
bola voli
2. Bola
voli
3. Net
4. Alat
tulis
5. Formulir
tes
c. Pelaksanaan
tes
1. Teste
berdiri bebas didalam lapangan permainan
2. Bola
dilambungkan kedekat atas jaring ke arah teste.testee melompat dengan atau
tanpa awalan dan memukul bola melampui jarring net kedalam lapangan lawan.
3. Stop
wacth dijalankan pada waktu tangan testee memukul bola dan dihentikan pada saat
bola menyentuh tanah.waktu yang dicatat sampai sepuluh detik.
4. Kesempatan
diberikan sebanyak 5 kali.
d. Catatan
Pemansan
(warming up) diijinkan tetapi mencoba bahan tes yang dilarang
e. Penilaian
Hasil
yang dicatat adalah:
1. Angka
sasaran
2. Waktu
yang ditempuh oleh bola mulai dipukul sampai menyentuh tanah
3. Hasil
yang dicatat adalah jumlah angka yang diperoleh dari setiap sasaran
4. Nilai
nol (0) diberikan bila testee menyentuh jarring,bola jatuh diluar lapangan.
3.Tes
umpan (Dr.Widiastuti, M.Pd)
a.Tujuan
Untuk
mengukur kecakapan dan keterampilan dalam member umpan (pass) pada sasara.
b. Alat
dan fasilitas
1. Lapangan
2. Bola
voli
3. Tali
4.
Net
5. Alat
tulis
6. Formulir
tes
c. Pelaksanaan
tes
1. Testee berdiri dibelakang garis
serang
2. Bola dilemparkan kearahnya dari
lapangan di seberang testee
3. Testee mengumpan bola sesuai dengan
peraturannya yang telah ditentukan
4. Kesempatan diberikan sebanyak 6 kali
d. Pencatat hasil
Nilai
setiap umpan ditentukan oleh angka pada sasaran dimana bolah jatuh:
1. Nilai
nol diberikan bila:
a) Bola
dimainkan dengan cara yang tidak sah ( misalnya ;mengangkat,mendorong,dan
sebagainya)
b) Bola
tidak melampui tali yang direntangkan,mnyentuh garis tengah dan jatuh keluar
sasaran
2. Bola
yang menyentuh garis sasaran kecuali garis tengah dihitung telah memasuki
sasaran dengan angka yang lebih besar.
3.Hasil
yang dicatat adalah jumlah dari empat nilai terbaik.
8.
REAKSI (
Reaction )
8.1. Pengertian Reaksi
a. Reaksi
( Reaction ) adalah kemampuan seseorang untuk melakukan atau bertndak
secepatnya dalam menanggapi rangsangan yang ditimbulkan lewat indera ( Gerak
penerima oleh suatu rangsang yang datang )
b. Reaksi
adalah kemampuan gerak yang ada, pada manusia dalam melakukan aktifitas fisik
dan ini merupakan wujud dari kemampuan organ-organ tubuh memenuhi kebutuhan dan
menggunakan oksigen sehingga memungkinkan melakukan aktivitas fisik terus
menerus tanpa istirahat, serta kemampuan membuang dan menghambat bertambahnya
konsentrasi asam laktat di dalam tubuh.
8.2. Bentuk latihan
a.
Kemampuan menggiring bola
b.
Mengoper bola pada teman
c.
Tangkap penggaris
8.3 Tes dan Pengukuran Reaksi
1. Tes
kecepatan reaksi tangan
a. Tujuan
:
Untuk
mengukur kemampuan tangan untuk melakukan reaksi terhadap suatu stimulus
b. Alat
dan fasilitas:
1. Meja
dan kursi
2. Mistar
3. Alatn
tulis
4. Formulir
tes
c. Pelaksanaan tes
1. Testee
dalam keadaan duduk di kursi dengan kedua tangannya berada disisi meja,dengan
jarak tangan kanan kurang lebih 30 cm
2.Testee
memegang mistar reaksi kemudian menjatuhkan secara vertical diantara kedua
telapak tangan testee dari atas tanpa aba-aba
3. Bersamaan
dengan jatuhnya tongkat reaksi .testee segera berusaha menjepit mistar reaksi
tersebut secepat mungki dengan mengguanakan kedua tangannya.
4. Testee
diberi kesempatan melakukan tes sebnayak 3 kali
d. Penilaian
Angka
yang terbaik ditunjukkan telapak tangan bagian bawah pada mistar dari 3 kali
melakukan tes merupakan nilai kecepatan reaksi tangan testee.
9.
KOORDINASI (Coordination)
9.1 Penegertian Koordinasi
a) Koordinasi
merupakan kemampuan melakukan gerakan atau kerja dengan tepat dan
efisien koordinasi ini menyatakan hubungan harmonis berbagai factor yang
terjadi pada suatu gerakan.
b) Koordinasi
adalah berhubungan dengan kemampuan untuk menggunakan panca indera seperti
penglihatan dan pendengaran,bersama-sama dengan tubuh tertentu di dalam
melakukan kegiatan motorik dan harmonis dan ketepatan
9.2 Bentuk latihan
a. Naik
turun bangku mengikuti irama yang teratur sebanyak 120 kali permenit.gunanya
untuk melatih kemampuan belajar yang bersifat sensomotorik
9.3 Tes dan pengukuran koordinasi
1. Tes
melempar pada sasaran / target
a. Tujuan
Untuk
mengukur kekuatan koordinasi mata dan tangan
b. Alat
dan fasilitas
1. Sasaran
yng berbentuk lingkaran yang digambarkan pada dinding tembok
2. Lingkaran
yang berukuran kecil 12,7 cm dengan bobot nilai
3. Lingkaran
kedua berukuran sedang 27,9 dengan bobot nilai 2
4. Lingkaran
ketiga berukuran besar 45,7 cm dengan nilai 1
5. Tinggi
sasaran dari lantai 122 cm
6. Jarak
sasaran dari teste dengan dinding tembok untuk tiga kali lemparan pertama 3,1
m,dan tiga kali lemparan kedua 4,1 m,serta untuk tiga kali lemparan ketiga 5,1
m
7. Bola
tenis sebanyak Sembilan buah
8. Alat
tulis
9. Formulir
tes
c. Pelaksanaan
tes
1. Testee
berdiri dengan sikap melempar pada tempat dan jarak yang telah ditentukan
2. Setelah
aba-aba “YA” testee melakukan denga urutan 3 kalilemparan pada jarak 3,1
meter,tiga kali lmparan pada jarak 4,1 meter, dan tiga kali lemparan
pada jarak 5,1 meter sehingga total lemparan sebanyak 9 kali dalam tempo
secukupnya
d. Penilaian
Skor
lemparan disesuaikan dengan hasil lemparan pada sasaran yang telah ditentukan
.apabila lemparan menyentuh garis skor maka skor yang akan di ambil adalah yang
paling besar.
10. POWER
10. 1. Pengertian Power
a) Power
adalah kesanggupan atau kemampuan dari tubuh manusia untuk melakukan
penyesuaian untuk melakukan penyesuaian atau adaptasi terhadap beban fisik yang
dihadapi tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan,dan memiliki kapasitas
cadangan unutk melakukan aktivitas berikutnya
b) Power
adalah perpaduan antara kecepatan dan kekuatan
10.2. Bentuk latihan
a. Standing
broad jump ( mengukur gertak eksplosif tubuh )
b Vertical jump ( dengan meraih titik tertinggi
dengan ujung jari tangan
c. Medicine
Ball Throw ( mengetahui kekuatan tubuh bagian atas )
d. Hopping
adalah melompat mendarat dengan kaki yang sama, gunakan kedua kaki.
e. Knee
tuck adalah latihan melompat dengan membawa lutut ke dada setinggi mungkin.
f. Skipping
adalah lari angkat lutut setinggi mungkin
10.3 Tes
dan pengukuran daya ledak
1. Tes loncat tegak ( vertical jump)
a. Tujuan
Untuk mengukur daya ledak / tenaga eksplosif
b. Alat dan fasilitas
1. Papan berskala cm,warna gelap,ukuran 30 x 150
cm.dipasang pada dinding yang rata atau tiang .jarak antara lantai dengan nol
pada papan tes adalah 150 cm
2. Serbuk kapur
3. Alat penghapus papan tulis
4. Alat tulis
5. Formulir tes
c. Petugas tes: pengamat dan pencatat hasil
d. Pelaksanaan tes
1. Terlebih dulu ujung jari peserta diolesi
dengan serbuk kapur/magnesium karbonat
2. Peserta berdiri tegak dekat dinding
,kaki rapat,papan skla berada pada sisi kanan/kiri badan peserta.angkat tangan ditempelkan
pada papan skala hingga meninggalkan bekas jari.
3. Peserta mengambil awalan dengan sikap
melakukan lutut dan kedua lengan diayun ke belakang.
4. Kemudian peserta meloncat setinggi
mungkin sambil menepuk papan dengan tangan yang terdekat sehingga
menimbulkan bekas.
5. Lakukan tes ini sebanyak 3 kali
kesempatan tanpa istirahat atau boleh diselingi dengan peserta yang lain.
e. Pencatat hasil
1. Selisih raihan loncatan dikurangi raihan
tegak
2. Ketiga selisih hasil tes dicatat
3. Masukkan hasil selisih yang paling
besar.
Gambar tes vertical jump
Table penilaian vertical jump
Skor
|
Putra
|
Criteria
|
Putrid
|
5
|
>70
|
Sempurna
|
>48
|
4
|
62 – 69
|
Baik sekali
|
44 – 47
|
3
|
53 – 61
|
Baik
|
38 – 43
|
2
|
46 – 52
|
Cukup
|
33 – 37
|
1
|
38 – 45
|
Kurang
|
29 – 32
|
2. Tes medicine ball push
a. Tujuan
Untuk mengukur daya ledak otot dan bahu
b. Alat dan fasilitas
1. Lapangan yang datar/ruangan yang rata
2. Bola medicine
3. Kursi
4. Meteran
5. Tali
6. Formulir tes
7. Alat tulis
c. Petugas tes:
1. Pemandu tes
2. Pengukur jarak
3. Pencatat hasil
d. Pelaksanaan tes
1. Peserta tes duduk di atas kursi sambil kedua
tangan memegang bola medicine depan dada
2. Kemudian kedua tangan mendorong bola ke depan
sejauh mungkin
3. Sebelum peserta tes mendorong bola medicine,seutas
tali dilingkarkan pada dadanya oleh pemandu tes dan ditarik dari belakang
sehingga bersandar pada kursi.hal ini untuk mencegah agar peserta pada waktu
mendorong bola tidak dibantu gerakan badan ke depan.
4. Hasil tolakan diukur mulai dari tepi luar kaki
kursi yang telah diberi garis batas sampai tanda dimana bola tersebut jatuh.
5. Kesempatan diberikan 3 kali
6. Jarak dorongan medicine kedepan tidak
diukur apabila,pada saat peserta tes mendorong bola dibantu oleh gerakan badan.
e. Penilaian
Jarak dorong bola medicine yang terjauh dari 3 kali
kesempatan ,dicatat sebagai hasil akhir peserta tes.hasil yang diperoleh
dikonversikan pada table di bawah ini
Gambar tes medicine ball push
Table penilaian medicine ball push
Skor
|
putra
|
Kreteria
|
Putri
|
5
|
26 keatas
|
Baik sekali
|
15 keatas
|
4
|
22 – 25
|
Baik
|
13 – 14
|
3
|
14 – 21
|
Cukup
|
8 – 12
|
2
|
10 – 13
|
Kurang
|
5 – 7
|
1
|
0 – 9
|
Kurang sekali
|
0 – 4
|
3. Tes standing long jump test ( broad jump)
a. Tujuan
Untuk mengukur daya ledak kaki
b. Alat dan fasilitas
1. Pita pengukur untuk mengukur jarak
melompat
2. Bidang yang rata
3. Serbuk kapur atau magnesium
4. Alat tulis
5. Formulir tes
c. Pelaksanaan tes
1. Atlet berdiri di belkang garis yang ditandai
2. Diatas pita lompat dengan kaki terbuka selebar
bahu
3. Setelah dua kaki lepas landas mendarat dengan
dibantu oleh ayunan lengan dan menekukkan lutut untuk membantu hasil lomptan
4. Hasil yang dicatat adalah jarak yang ditempuh
sejauh mungkin,dengan mendarat di kedua kaki tanpa jatuh ke belakang.
5. Kesempatan diberikan sebanya 3 kali.
d. Pencatat hasil
Pengukuran diambil daro take off line ke titik
terdekatdaroi kontak pada pendaratan (belakang tumit).catat jarak terpanjang
melompat,yang terbaik dari tiga percobaan
Gambar tes Standing Broad Jump
Table penialaian standing long jump ( broad
jump)
Skor
|
Putra
|
Kriteria
|
Putri
|
5
|
Ø 250 cm
|
Baik sekali
|
Ø 200
|
4
|
241 – 250 cm
|
Baik
|
191 – 200 cm
|
3
|
231 – 240 cm
|
Cukup
|
181 – 190 cm
|
2
|
221 – 230 cm
|
Sedang
|
171 – 180 cm
|
1
|
211 – 220 cm
|
Kurang
|
161 – 170 cm
|
KESIMPULAN
Tes
dan pengukuran adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengumpulkan data
dalam melakukan penilaian, penilaian membutuhkan yang namanya data untuk
menghasilkan penilaian yang obyektif.
Tes
dan pengukuran membutuhkan alat alat dalam pengukuran, bayangkan bila tidak
alat pengukura. Kemungkinan kemajuan kemajuan dalam segala bidang akan terlambat dan tidak mempunyai sasaran yang tepat.
Dengan
adanya tes dan pengukuran, segala program dibidang apa saja dapat di kontrol
dan di evaluasi.
Tes
dan pengukuran juga merupakan bagian yang intergraldalam hasil belajar siswa.
Tes dan pengukuran yang dilakukan dalam bidang keolahragaan dan pendidikan
harus dapat mendasarkan diri.
DAFTAR PUSTAKA
https://qomarabriel.wordpress.com/2013/02/12/tes-dan-pengukuran-olahraga
Widiastuti,
Dr. M.Pd. Tes dan Pengukuran Olahraga. Jakarta : PT. Bumi Timur Jaya. 2011
Komentar
Posting Komentar